Selasa, 23 April 2013



TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH TEKNIK PENULISAN ILMIAH
I Ketut Catur Widhi Antara
NIRM: 07.12.1.2.1412
Program Studi: Pertanian/II B

1. Tabel
           
            Tanaman salak merupakan tanaman yang banyak ditanam oleh masyarakat desa Pronojiwo, kecamatan Pronojiwo, kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Tabel berikut ini merupakan data jumlah masyarakat desa Pronojiwo di tiap-tiap dusun yang menjadi petani salak.
Tabel 1. Data Masyarakat Tiap Dusun yang Menjadi Petani Salak Pondoh
            Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pusat perkebunan salak desa Pronojiwo terletak di dusun Mulyoarjo dengan luas lahan perkebunan salak seluas 33,00 Ha. Petani salak terbanyak terdapat di dusun Supit dengan jumlah petani mencapai 32 orang. Total luas lahan kebun salak di desa Pronojiwo adalah 112,55 Ha dengan petani salak berjumlah 145 orang.

2. Gambar
a. Grafik
            Masyarakat desa Pronojiwo banyak yang membudidayakan tanaman salak pondoh. Grafik berikut ini menggambarkan banyaknya masyarakat yang membudidayakan salak pondoh serta luas lahan kebun salak pondoh di masing-masing dusun di desa Pronojiwo.


                                                                     
Gambar 1.    Grafik Jumlah Petani Salak dan Luas Lahan Kebun Salak di desa Pronojiwo.
            Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah petani salak pondoh terbanyak di desa Pronojiwo terdapat di dusun Supit. Lahan kebun salak terluas di desa Pronojiwo terdapat di dusun Mulyoarjo.

















b. Diagram
            Petani di desa Pronojiwo banyak yang membudidayakan tanaman salak pondoh. Perbandingan jumlah petani yang membudidayakan salak pondoh di masing-masing dusun yang terdapat di desa Pronojiwo digambarkan dalam diagram pie berikut ini
Gambar 2. Perbandingan Jumlah Petani Salak Pondoh di Masing-masing Dusun yang Terdapat di Desa Pronojiwo.
            Gambar 2 menunjukkan bahwa petani salak pondoh di desa Pronojiwo paling banyak terdapat di dusun Supit yaitu 22% dari keseluruhan petani salak pondoh yang terdapat di desa Pronojiwo. Petani salak pondoh paling sedikit terdapat di dusun Ranu yaitu sebesar 6% dari keseluruhan petani salak pondoh di desa Pronojiwo.

c. Foto
            Salak adalah sejenis palma dengan buah yang bisa dimakan.  Salak juga dikenal dengan nama sala (Minang, Makassar, Bugis, dan Thailand). Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit karena kulit buah salak mirip dengan sisik ular. Nama ilmiah salak adalah Salacca zalacca.  Bentuk tanaman salak dapat dilihat pada foto berikut ini
salak-pondoh.jpg
Gambar 3. Foto Tanaman Salak
            Gambar 3 memperlihatkan bahwa batang tanaman salak berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri banyak, rumpunnya rapat dan kuat.  Buah salak merupakan buah majemuk. Masing-masing buah berbentuk segitiga, agak bulat, atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya. Buah terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik.

d. Peta
            Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Propinsi Jawa Timur mempunyai luas wilayah + 72 Ha. Sebagian besar wilayahnya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Gambaran penggunaan lahan di desa Pronojiwo dapat dilihat pada peta berikut ini      
peta-desa-pronojiwo.jpg
Gambar 4. Peta Wilayah Desa Pronojiwo
            Gambar 4 menunjukkan bahwa sebagian besar lahan di wilayah desa Pronojiwo dimanfaatkan sebagai perkebunan salak.  Ladang (selain salak) juga menggunakan lahan yang cukup luas.  Pemukiman penduduk terlihat padat di dusun Mulyoarjo dan dusun Kalibening.  Di bagian barat laut terlihat wilayah hutan.  Tanah kosong terlihat relatif sedikit.

Tinjauan Pustaka PKL



II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi Potensi Wilayah
2.1.1 Pengertian Identifikasi Potensi Wilayah
            Identifikasi potensi wilayah adalah kegiatan penggalian data dan informasi baik data sekunder maupun primer yang dilakukan secara partisipatif (BPK Lenteng Sumenep, 2011).
2.1.2 Sumber identifikasi potensi wilayah
a. Data primer diperoleh di lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang terkait,
b. Data sekunder dari monografi desa/kecamatan/BPP dan sumber-sumber lain yang relevan. (BPK Lenteng Sumenep, 2011)
2.1.3 Manfaat identifikasi potensi wilayah
a. Tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran akurat mengenai potensi wilayah,
b. Tersedianya data dan informasi yang kelak diperlukan dalam proses pengambilan keputusan baik bagi pengembangan usahatani maupun perancangan kegiatan penyuluhan pertanian (BPK Lenteng Sumenep, 2011)
2.2 Participatory Rural Appraisal (PRA)
2.2.1 Pengertian Participatory Rural Appraisal (PRA)
            Participatory Rural Appraisal adalah suatu metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat  dalam keseluruhan kegiatan pembangunan (Firmansyah, 2013).
Metode PRA merupakan suatu cara yang digunakan dalam melakukan pengkajian, penilaian, penelitian yang bertujuan untuk memahami keadaan atau kondisi desa/wilayah/ lokalitas tertentu dengan melibatkan partisipasi/keikutsertaan masyarakat (BP3K Bambu Runcing Tarakan, 2011).
Pendekatan  PRA bertujuan untuk menjadikan anggota masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan, bukan hanya sebagai obyek pembangunan.  Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi merupakan strategi dalam paradigm pembangunan yang berpusat pada rakyat (people centry development).  Partisipasi dalam penerapan metode PRA ditujukan kepada keikutsertaan masyarakat dalam proses pembangunan (Firmansyah, 2013).
2.2.2 Prinsip-prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA)
            Prinsip-prinsip dalam Participatory Rural Appraisal (PRA) antara lain:
1.    Prinsip mengutamakan yang terbaik
2.    Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat
3.    Prinsip masyarakat sebagai pelaku, dan orang luar sebagai fasilitator
4.    Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
5.    Prinsip santai dan informal
6.    Prinsip triangulasi yaitu pemeriksaan dan pemeriksaan ulang
7.    Prinsip mengoptimalkan hasil
8.    Prinsip orientasi praktis
9.    Prinsip keberlanjutan dan selang waktu
10.  Prinsip belajar dari kesalahan
11.  Prinsip terbuka (Rahman, 2010).
2.2.3 Data-data yang diamati
a.  Data sekunder
b. Data lapangan
c. Data spasial
d. Data yang berkaitan dengan waktu
e. Data sosekbud dan kelembagaan
f.   Data teknis lapangan mengenai sumberdaya alam
g. Data teknis lapangan mengenai kependudukan (BPK Lenteng Sumenep, 2011)
2.2.4 Pendekatan dan metodologi
2.2.4.1 Identifikasi data primer
a. Wawancara semi terstruktur yang digunakan untuk mengkaji sejumlah topic informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga petani, yang disusun di dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini sifatnya semi terbuka karena hanya merupakan bahan acuan wawancara, yang dapat diubah dan disesuaikan dengan proses diskusi untuk mencapai tujuan kajian. Jenis wawancara semi terstruktur antara lain 1) wawancara individu, 2) wawancara keluarga/rumahtangga petani, 3) wawancara kelompok (petani). (Deptan, 2012)
b. Peta sumberdaya bertujuan untuk mengetahui kondisi desa, khususnya mengenai sumberdaya alam, tataguna lahan, batas wilayah, tata letak sarana dan prasarana, perumahan, dan lain-lain.
c. Sketsa desa yang merupakan penggambaran keadaan masyarakat desa yang dituangkan dalam bentuk sebuah peta sederhana yang dapat dibuat di atas tanah, kertas, maket  sesuai dengan kesepakatan dan ketersedian bahan.
d. Kalender musim bertujuan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan, peristiwa-peristiwa dalam kurun waktu tertentu seperti curah hujan, suhu udara, peta tanam, hama penyakit, tenaga kerja, volume produksi, luas tanam/produksi, dan siklus usaha.
e. Bagan kelembagaan (diagram venn) bertujuan untuk mengetahui: 1) lembaga-lembaga yang ada di masyarakat baik lembaga formal maupun non formal, lembaga pemerintah maupun swasta; 2) hubungan antarlembaga dan dengan masyarakat; 3) keberadaan, peran, dan manfaat lembaga tersebut untuk masyarakat.
f.   Penelusuran wilayah desa (transek) bertujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan sumberdaya alam seperti 1) bentuk dan keadaan permukaan/topografi; 2) jenis tanah dan tingkat kesuburan daerah tangkapan air, sumber air; 3) pemanfaatan lahan; 4) pola usahatani; 5) teknologi setempat.
g.  Bagan perubahan dan kecenderungan bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan keadaan desa, baik perubahan sosial maupun perubahan lingkungan
h. Kajian mata pencaharian, bertujuan untuk memberikan gambaran mata pencaharian masyarakat desa yang dilakukan di desa maupun di luar desa (BPK Lenteng Sumenep, 2011)
2.2.4.2 Identifikasi data sekunder
            Data sekunder dikumpulkan dan diolah untuk mempelajari keadaan desa/wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dan lain-lain) (Deptan, 2011)
            Jenis-jenis data sekunder yang dikumpulkan di antaranya:
a.    Data agroklimat wilayah
b.    Batas wilayah
c.    Kependudukan
d.    Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
e.    Tata guna lahan
f.     Jenis usaha rakyat
g.    Tingkat pendapatan rata-rata
h.    Sarana dan prasarana wilayah
i.      Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah dilaksanakan di wilayah
j.      Teknologi yang diterapkan
k.    Data produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang dikembangkan di wilayah. (Deptan, 2011)
2.3 Penyuluhan
2.3.1 Pengertian Penyuluhan
………adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.” (UU SP3K, 2006)
                        Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya (Penyuluh Perikanan Kabupaten Mukomuko, 2012)

2.3.2  Asas, Tujuan, dan Fungsi Penyuluhan
            ” Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, bertanggung gugat.” (UU SP3K, 2006).
2.3.3 Sasaran Penyuluhan
            Sasaran penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara. Saasran utama penyuluhan meliputi pelaku utama dan pelaku usaha. Sedangkan sasaran antara penyuluhan adalah pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat. (UU SP3K, 2006)
2.3.4 Materi penyuluhan
            Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestarian sumberdaya pertanian, perikanan, dan kehutanan.  Materi penyuluhan mengandung unsur pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan (UU SP3K, 2006).

2.3.5 Metode dan teknik penyuluhan
A. Metode penyuluhan
                        Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya.   Namun di lain pihak penggunaan kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu mempercepat proses perubahan (Burhanuddin, 2012).
            Suriatna dalam Burhanuddin (2012) menyatakan bahwa menurut pendapat Mounder, metode penyuluhan digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah sasaran yang ingin dicapai antara lain:
a.    Metode berdasarkan pendekatan perseorangan.  Yang termasuk dalam metode ini adalah: anjangsana, surat-menyurat, kontak informal, undangan, hubungan telepon, magang.
b.    Metode berdasarkan pendekatan kelompok.  Yang termasuk dalam pendekatan kelompok antara lain: ceramah dan diskusi, rapat, demonstrasi, temu karya, temu lapangan, sarasehan, perlombaan, pemutaran slide, penyuluhan kelompok lainnya.
c.    Metode berdasarkan pendekatan missal.  Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: rapat umum, siaran melalui media massa, pertunjukan kesenian rakyat, penerbitan visual, pemutaran film.
            Para ahli lain mengolongkan metode penyuluhan berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indera penerima sasaran. Metode penyuluhan berdasarkan teknik komunikasi digolongkan menjadi:
a.    Metode penyuluhan langsung yaitu petugas penyuluh melakukan tatap muka langsung dengan dengan sasaran (petani). Contoh: anjangsana, kontak personal, demonstrasi, dan lain-lain.
b.    Metode penyuluhan tidak langsung yaitu pesan yang disampaikan oleh penyuluh tidak dilakukan secara langsung tetapi melalui perantara atau media. Contoh: pertunjukan film, radio, televisi, dan penyebaran bahan tercetak.
            Penggolongan metode penyuluhan berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan antara lain:
a.    Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan.  Pesan diterima melalui indera penglihatan.  Contoh: penempelan poster, pemutaran film, dan pemutaran slide.
b.    Metode yang disampaikan melalui indera pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio, hubungan telepon, serta alat-alat audiotif lainnya.
c.    Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macm indera secara kombinasi. Contoh: demonstrasi (didengar, dilihat, diraba), siaran melalui televisi (didengar dan dilihat) (Burhanuddin, 2011).
B. Teknik penyuluhan
            Effendi (1986) menyebutkan bahwa teknik komunikasi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a.    Teknik komunikasi informatif, yaitu penyampaian pesan yang bersifat memberi tahu atau memberikan penjelasan kepada orang lain.
b.    Teknik komunikasi persuasif yaitu penyampaian pesan yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran.
c.    Teknik komunikasi koersif yaitu penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara mengandung paksaan agar melakukan tindakan atau kegiatan tertentu (Burhanuddin, 2011).


Nama  :           I Ketut Catur Widhi Antara
Kelas   :           Pertanian/IIB
NIRM   :           07.1.2.12.1412

           

Pendahuluan PKL



TUGAS MATA KULIAH TEKNIK PENULISAN ILMIAH

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Penyuluh mempunyai peran strategis dalam pembangunan pertanian.   Undang-undang SP3K mengisyaratkan bahwa pekerjaan penyuluh pertanian merupakan profesi, dan sudah diterjemahkan ke dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 29/MEN/III/2010 tentang Penetapan SKKNI Sektor Pertanian Bidang Penyuluhan Pertanian.
            Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang (STPP Malang) memasukkan program PKL dalam kurikulumnya pada setiap semester genap, sebagai upaya untuk menciptakan tenaga penyuluh pertanian yang memenuhi SKKNI Sektor Pertanian Bidang Penyuluhan Pertanian sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan.   Kegiatan PKL di STPP Malang dibagi dalam 3 tahapan yaitu PKL I, PKL II, dan PKL III.
            Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan sebagai bagian dari pola pembelajaran In and Out Learning System.  Pelaksanaan PKL memberikan kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk mengasah kompetensinya melalui proses belajar dalam kondisi nyata di lapangan.  Melalui pelaksanaan PKL diharapkan tujuan penyelenggaraan pendidikan untuk menghasilkan profil lulusan dengan kompetensi profesi penyuluh sesuai dengan yang digariskan di dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) penyuluh pertanian dapat tercapai.
            Mahasiswa STPP Malang yang duduk pada semester II wajib melaksanakan kegiatan PKL I.  Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam PKL I antara lain Identifikasi Potensi Wilayah dengan metoda Participatory Rural Apraisal (PRA), serta penyuluhan.
            PKL I dilaksanakan di Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data tingkat desa berkaitan dengan identifikasi potensi wilayah.  Identifikasi potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan wilayah agroekosistem meliputi keadaan wilayah fisik, keadaan sosial, keadaan ekonomi dan potensi pendukung yang diperoleh dari data primer maupun data sekunder.
            Hasil identifikasi potensi wilayah merupakan bahan acuan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat desa.  Programa penyuluhan pertanian tingkat desa sangat penting untuk disusun sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan.  Programa penyuluhan pertanian tingkat desa yang disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah akan mendukung efektivitas pelaksanaan kegiatan penyuluhan di suatu wilayah.
            Mahasiswa STPP Malang semester II setelah melaksanakan kegiatan PKL I diharapkan memiliki kompetensi untuk melakukan identifikasi potensi wilayah, dan melakukan penyuluhan sesuai dengan programa penyuluhan pertanian tingkat desa.
1.2  Tujuan
            Tujuan pelaksanaan kegiatan PKL I adalah:
  1. Agar mahasiswa mampu melakukan identifikasi potensi wilayah di lokasi pelaksanaan kegiatan PKL I, yaitu Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali.
2.    Agar mahasiswa mampu melakukan kegiatan penyuluhan sesuai dengan Programa Penyuluhan Pertanian Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali.
1.3  Manfaat
            Manfaat pelaksanaan kegiatan PKL I adalah:
  1. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam melakukan identifikasi potensi wilayah di lokasi pelaksanaan kegiatan PKL I, yaitu Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali.
  2. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam melakukan kegiatan penyuluhan sesuai dengan Programa Penyuluhan Pertanian Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali.
           
Nama    : I Ketut Catur Widhi Antara
Kelas     : Pertanian/IIB
NIRM     : 07.1.2.12.1412