II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Potensi Wilayah
2.1.1 Pengertian Identifikasi Potensi
Wilayah
Identifikasi
potensi wilayah adalah kegiatan penggalian data dan informasi baik data
sekunder maupun primer yang dilakukan secara partisipatif (BPK Lenteng Sumenep,
2011).
2.1.2 Sumber identifikasi potensi
wilayah
a.
Data primer diperoleh di lapangan baik
dari petani maupun masyarakat yang terkait,
b.
Data sekunder dari monografi
desa/kecamatan/BPP dan sumber-sumber lain yang relevan. (BPK Lenteng Sumenep,
2011)
2.1.3 Manfaat identifikasi potensi
wilayah
a.
Tersedianya data dan informasi yang
memberikan gambaran akurat mengenai potensi wilayah,
b.
Tersedianya data dan informasi yang kelak
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan baik bagi pengembangan usahatani
maupun perancangan kegiatan penyuluhan pertanian (BPK Lenteng Sumenep, 2011)
2.2 Participatory Rural Appraisal (PRA)
2.2.1 Pengertian Participatory Rural Appraisal (PRA)
Participatory
Rural Appraisal adalah suatu metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan
peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan
masyarakat dalam keseluruhan kegiatan
pembangunan (Firmansyah, 2013).
Metode PRA
merupakan suatu cara yang digunakan dalam melakukan pengkajian, penilaian,
penelitian yang bertujuan untuk memahami keadaan atau kondisi desa/wilayah/
lokalitas tertentu dengan melibatkan partisipasi/keikutsertaan masyarakat (BP3K
Bambu Runcing Tarakan, 2011).
Pendekatan PRA bertujuan untuk menjadikan anggota
masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan,
bukan hanya sebagai obyek pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi merupakan strategi dalam
paradigm pembangunan yang berpusat pada rakyat (people centry development).
Partisipasi dalam penerapan metode PRA ditujukan kepada keikutsertaan
masyarakat dalam proses pembangunan (Firmansyah, 2013).
2.2.2 Prinsip-prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA)
Prinsip-prinsip
dalam Participatory Rural Appraisal
(PRA) antara lain:
1.
Prinsip
mengutamakan yang terbaik
2.
Prinsip
pemberdayaan (penguatan) masyarakat
3.
Prinsip
masyarakat sebagai pelaku, dan orang luar sebagai fasilitator
4.
Prinsip
saling belajar dan menghargai perbedaan
5.
Prinsip
santai dan informal
6.
Prinsip
triangulasi yaitu pemeriksaan dan pemeriksaan ulang
7.
Prinsip
mengoptimalkan hasil
8.
Prinsip
orientasi praktis
9.
Prinsip
keberlanjutan dan selang waktu
10. Prinsip belajar dari kesalahan
11. Prinsip terbuka (Rahman, 2010).
2.2.3 Data-data yang diamati
a. Data sekunder
b.
Data lapangan
c.
Data spasial
d.
Data yang berkaitan dengan waktu
e.
Data sosekbud dan kelembagaan
f.
Data teknis lapangan mengenai sumberdaya
alam
g.
Data teknis lapangan mengenai
kependudukan (BPK Lenteng Sumenep, 2011)
2.2.4
Pendekatan dan metodologi
2.2.4.1
Identifikasi data primer
a.
Wawancara semi terstruktur yang digunakan
untuk mengkaji sejumlah topic informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga
petani, yang disusun di dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini sifatnya
semi terbuka karena hanya merupakan bahan acuan wawancara, yang dapat diubah
dan disesuaikan dengan proses diskusi untuk mencapai tujuan kajian. Jenis
wawancara semi terstruktur antara lain 1) wawancara individu, 2) wawancara
keluarga/rumahtangga petani, 3) wawancara kelompok (petani). (Deptan, 2012)
b.
Peta sumberdaya bertujuan untuk mengetahui
kondisi desa, khususnya mengenai sumberdaya alam, tataguna lahan, batas
wilayah, tata letak sarana dan prasarana, perumahan, dan lain-lain.
c.
Sketsa desa yang merupakan penggambaran
keadaan masyarakat desa yang dituangkan dalam bentuk sebuah peta sederhana yang
dapat dibuat di atas tanah, kertas, maket
sesuai dengan kesepakatan dan ketersedian bahan.
d.
Kalender musim bertujuan untuk mengetahui
kegiatan-kegiatan, peristiwa-peristiwa dalam kurun waktu tertentu seperti curah
hujan, suhu udara, peta tanam, hama penyakit, tenaga kerja, volume produksi,
luas tanam/produksi, dan siklus usaha.
e.
Bagan kelembagaan (diagram venn)
bertujuan untuk mengetahui: 1) lembaga-lembaga yang ada di masyarakat baik
lembaga formal maupun non formal, lembaga pemerintah maupun swasta; 2) hubungan
antarlembaga dan dengan masyarakat; 3) keberadaan, peran, dan manfaat lembaga
tersebut untuk masyarakat.
f.
Penelusuran wilayah desa (transek)
bertujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan sumberdaya alam seperti 1)
bentuk dan keadaan permukaan/topografi; 2) jenis tanah dan tingkat kesuburan
daerah tangkapan air, sumber air; 3) pemanfaatan lahan; 4) pola usahatani; 5)
teknologi setempat.
g.
Bagan perubahan dan kecenderungan
bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan keadaan desa, baik perubahan
sosial maupun perubahan lingkungan
h.
Kajian mata pencaharian, bertujuan untuk
memberikan gambaran mata pencaharian masyarakat desa yang dilakukan di desa
maupun di luar desa (BPK Lenteng Sumenep, 2011)
2.2.4.2 Identifikasi data sekunder
Data
sekunder dikumpulkan dan diolah untuk mempelajari keadaan desa/wilayah
berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk tertulis yang dibuat
oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dan lain-lain) (Deptan, 2011)
Jenis-jenis
data sekunder yang dikumpulkan di antaranya:
a.
Data
agroklimat wilayah
b.
Batas
wilayah
c.
Kependudukan
d.
Kelembagaan
formal dan non formal yang ada di wilayah
e.
Tata
guna lahan
f.
Jenis
usaha rakyat
g.
Tingkat
pendapatan rata-rata
h.
Sarana
dan prasarana wilayah
i.
Program-program
pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah dilaksanakan di
wilayah
j.
Teknologi
yang diterapkan
k.
Data
produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang
dikembangkan di wilayah. (Deptan, 2011)
2.3
Penyuluhan
2.3.1 Pengertian Penyuluhan
“………adalah
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.” (UU SP3K,
2006)
Penyuluhan
pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani
dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better
farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih
sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community)
serta menjaga kelestarian lingkungannya (Penyuluh Perikanan Kabupaten Mukomuko,
2012)
2.3.2
Asas, Tujuan, dan Fungsi Penyuluhan
”
Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan,
berkeadilan, pemerataan, bertanggung gugat.” (UU SP3K, 2006).
2.3.3 Sasaran Penyuluhan
Sasaran
penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara. Saasran utama penyuluhan
meliputi pelaku utama dan pelaku usaha. Sedangkan sasaran antara penyuluhan
adalah pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga
pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh
masyarakat. (UU SP3K, 2006)
2.3.4 Materi penyuluhan
Materi
penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku
usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestarian sumberdaya pertanian,
perikanan, dan kehutanan. Materi
penyuluhan mengandung unsur pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan
modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi,
manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan (UU SP3K, 2006).
2.3.5 Metode dan teknik penyuluhan
A. Metode penyuluhan
Metode adalah cara yang
sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Setiap orang
“belajar” lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
dalam menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja,
atau melihat dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian
mendistribusikannya. Namun di lain pihak penggunaan kombinasi dari
berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu mempercepat proses perubahan
(Burhanuddin, 2012).
Suriatna
dalam Burhanuddin (2012) menyatakan bahwa menurut pendapat Mounder, metode
penyuluhan digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah sasaran yang
ingin dicapai antara lain:
a.
Metode
berdasarkan pendekatan perseorangan.
Yang termasuk dalam metode ini adalah: anjangsana, surat-menyurat,
kontak informal, undangan, hubungan telepon, magang.
b.
Metode
berdasarkan pendekatan kelompok. Yang
termasuk dalam pendekatan kelompok antara lain: ceramah dan diskusi, rapat,
demonstrasi, temu karya, temu lapangan, sarasehan, perlombaan, pemutaran slide,
penyuluhan kelompok lainnya.
c.
Metode
berdasarkan pendekatan missal. Yang
termasuk dalam golongan ini antara lain: rapat umum, siaran melalui media
massa, pertunjukan kesenian rakyat, penerbitan visual, pemutaran film.
Para
ahli lain mengolongkan metode penyuluhan berdasarkan teknik komunikasi dan
berdasarkan indera penerima sasaran. Metode penyuluhan berdasarkan teknik
komunikasi digolongkan menjadi:
a.
Metode
penyuluhan langsung yaitu petugas penyuluh melakukan tatap muka langsung dengan
dengan sasaran (petani). Contoh: anjangsana, kontak personal, demonstrasi, dan
lain-lain.
b.
Metode
penyuluhan tidak langsung yaitu pesan yang disampaikan oleh penyuluh tidak
dilakukan secara langsung tetapi melalui perantara atau media. Contoh:
pertunjukan film, radio, televisi, dan penyebaran bahan tercetak.
Penggolongan
metode penyuluhan berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan
antara lain:
a.
Metode
yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan.
Pesan diterima melalui indera penglihatan. Contoh: penempelan poster, pemutaran film,
dan pemutaran slide.
b.
Metode
yang disampaikan melalui indera pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui
radio, hubungan telepon, serta alat-alat audiotif lainnya.
c.
Metode
yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macm indera secara
kombinasi. Contoh: demonstrasi (didengar, dilihat, diraba), siaran melalui
televisi (didengar dan dilihat) (Burhanuddin, 2011).
B. Teknik penyuluhan
Effendi
(1986) menyebutkan bahwa teknik komunikasi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a.
Teknik
komunikasi informatif, yaitu penyampaian pesan yang bersifat memberi tahu atau
memberikan penjelasan kepada orang lain.
b.
Teknik
komunikasi persuasif yaitu penyampaian pesan yang bertujuan untuk mengubah
perilaku sasaran.
c.
Teknik
komunikasi koersif yaitu penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
dengan cara mengandung paksaan agar melakukan tindakan atau kegiatan tertentu
(Burhanuddin, 2011).
Nama : I Ketut Catur Widhi Antara
Kelas : Pertanian/IIB
NIRM : 07.1.2.12.1412
adakah daftar pustakanya?
BalasHapus